Beranda | Artikel
Bingung dengan Ketetapan Puasa Asyura
Selasa, 11 Oktober 2016

Bingung dengan puasa Asyura kali ini? Hari ini ada yang katakan sudah tanggal 10 Muharram (Asyura), ada yang katakan baru tanggal 9 Muharram. Bagaimana puasa kita?

Memang pemerintah kita dalam hal ini tidak mengkoordinir dalam masalah penetapan rukyatul hilal bulan Muharram. Namun ada lembaga yang melakukan peninjauan hilal.

Kalau kalender Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam KEMENAG tertulis:

Selasa , 11 Oktober 2016 – 10 Muharram 1438 H

Sedangkan PBNU melakukan penglihatan hilal dan terjadi istikmal bulan Dzulhijjah 1437 H, sehingga 1 Muharram jatuh pada hari Senin, 3 Oktober 2016. Berarti Selasa ini, masih 9 Muharram 1438 H. Silakan lihat di sini. Berarti puasa 9 dan 10 Muharram, jatuh pada hari Selasa dan Rabu.

 

Intinya, puasa Asyura kali ini tidak pasti.

Terus bagaimana puasanya?

Saran kami, coba simak intisari perkataan Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid yang dinukil dari www.said.net berikut.

Jika kita tidak mengetahui bilangan bulan Dzulhijjah, apakah istikmal (30 hari) atau kurang (hanya 29 hari), dan tak seorang pun yang mengumumkan ada yang melihat hilal bulan Muharram, maka kita berpatokan pada hukum asalnya, yaitu menyempurnakan bilangan bulan sebelumnya sebanyak 30 hari. Dengan demikian, kita anggap bilangan bulan Dzulhijjah sebanyak 30 hari dan menghitung hari Asyura’ dengan berpatokan pada perkiraan tersebut.

Dilanjutkan oleh Syaikh Shalih Al-Munajjid …

Dengan demikian, bisa saja kita berpuasa pada 9, 10, 11 Muharram atau 8, 9, 10. Pasti dua pilihan tersebut akan mendapatkan puasa 9 dan 10.

Nah itu intisari dari perkataan Syaikh Shalih Al-Munajjid hafizahullah.

 

Intinya, tak usah sampai ribut dalam masalah ini. Bagi yang berpuasa Senin, Selasa, Rabu, silakan. Bagi yang memilih Selasa, Rabu, Kamis juga silakan. Bahkan jika mau empat hari sekaligus yaitu Senin – Kamis, itu lebih baik. Makin banyak puasa di bulan Muharram ini, tentu lebih baik. Karena sebaik-baik puasa adalah di bulan Muharram. Dalam hadits disebutkan,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

Imam Nawawi –rahimahullah– menjelaskan, “Hadits ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada bulan Muharram.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 55)

 

Dan memang hati-hatinya adalah berpuasa tiga hari sekaligus apalagi jika untuk kehati-hatian.

 

Imam Ahmad rahimahullah pernah mengatakan, ”Jika ragu mengenai penentuan awal  Muharram, maka boleh berpuasa pada tiga hari (hari 9, 10, dan 11 Muharram, pen) untuk kehati-hatian.” (Lihat Lathoif Al-Ma’arif, hlm. 99)

Di samping itu puasa tiga hari (9, 10, 11 Muharram) sudah mendapatkan pahala puasa tiga hari setiap bulannya.

Semoga Allah memberikan kita taufik untuk terus beramal shalih. Selamat berpuasa Asyura dan Tasu’ah. Moga Allah menyatukan hati-hati kita di jalan yang lurus.

Perjalanan Jogja – Panggang, 9 Muharram 1438 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam

Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.


Artikel asli: https://rumaysho.com/14584-bingung-dengan-ketetapan-puasa-asyura.html